Temuan Genetik Baru: Orang Skandinavia Telah Berada di Inggris Sebelum Viking dan Anglo-Saxon

Temuan genetik baru DNA kuno mengungkap keberadaan orang Skandinavia di Inggris jauh sebelum era Anglo-Saxon dan Viking, memberikan pengetahuan baru tentang migrasi awal di Inggris Raya.

Orang Skandinavia di Inggris Sebelum Anglo-Saxon dan Viking

Sebuah penelitian genetika baru mengungkapkan bahwa orang-orang keturunan Skandinavia telah menetap di Inggris jauh sebelum kedatangan Anglo-Saxon atau serangan pertama Viking. Penemuan ini didasarkan pada analisis DNA dari seorang individu yang hidup antara abad ke-2 hingga ke-4 Masehi, dan dikuburkan di York, Inggris. Studi tersebut menunjukkan bahwa sekitar 25% dari leluhurnya berasal dari Skandinavia. Temuan ini menandakan adanya gelombang migrasi yang lebih awal daripada yang perkiraan selama ini.

Gelombang Migrasi dan Pengaruh Skandinavia di Inggris

Melansir dari The Guardian, Anglo-Saxon mulai bermigrasi ke Inggris pada abad ke-5, membawa serta pengaruh budaya dan genetik dari wilayah mereka. Sementara itu, serangan Viking pertama yang tercatat dalam sejarah terjadi pada tahun 793 M dengan penyerangan biara di Lindisfarne. Namun, temuan terbaru ini menantang pandangan bahwa pengaruh Skandinavia di Inggris hanya berawal pada periode tersebut.

Dr. Leo Speidel, penulis utama studi ini dan pemimpin kelompok riset di Riken, Jepang, menjelaskan bahwa penemuan ini membuktikan bahwa leluhur dari wilayah Skandinavia mungkin sudah ada di Inggris sebelum gelombang migrasi Anglo-Saxon. Studi ini merupakan bagian dari penelitian besar yang menggunakan metode baru dalam analisis DNA kuno untuk memahami pola migrasi di Eropa pada milenium pertama Masehi.

Menggunakan DNA Kuno untuk Mengungkap Sejarah

Dr. Pontus Skoglund dari Francis Crick Institute di London menambahkan bahwa sejarah yang tercatat selama ini sebagian besar berasal dari catatan Romawi. Catatan tersebut mendokumentasikan berbagai kelompok etnis yang mereka temui. Namun, banyak aspek migrasi dan interaksi antarbudaya yang belum sepenuhnya terungkap.

Kemajuan dalam teknologi ekstraksi dan analisis DNA kuno telah memungkinkan para peneliti untuk memahami percampuran genetik antara kelompok manusia yang berbeda. Meskipun teknik ini telah berhasil digunakan untuk mengkaji hubungan antara Neanderthal dan manusia modern, studi terhadap populasi yang secara genetik mirip, seperti yang terjadi di Eropa selama milenium pertama, tetap menjadi tantangan tersendiri.

Metode Baru dalam Analisis Temuan Genetik DNA Kuno

Dalam laporan yang diterbitkan di jurnal Nature, Speidel dan timnya mengembangkan metode baru yang berfokus pada mutasi yang lebih baru dalam genom manusia—yang muncul dalam 30.000 tahun terakhir. Pendekatan ini memungkinkan identifikasi hubungan genetik antara populasi yang memiliki kesamaan genetika tinggi, sehingga memberikan gambaran lebih jelas tentang sejarah migrasi.

“Ketika metode ini terbukti berhasil, kami merasa seperti membuka pintu menuju cakrawala baru dalam memahami sejarah genetik manusia,” ujar Skoglund.

Temuan Utama dari Studi Genetik

Dalam penelitian ini, tim menganalisis lebih dari 1.500 genom dari individu yang hidup di Eropa selama milenium pertama. Salah satu temuan penting adalah adanya dua gelombang migrasi besar dari Jerman utara dan Skandinavia ke berbagai wilayah di Eropa barat, tengah, dan timur. Selain itu, mereka menemukan bukti adanya migrasi balik ke Skandinavia antara tahun 500 hingga 800 M, yang sebelumnya tidak tercatat dalam sejarah.

Speidel mengungkapkan bahwa perubahan komposisi genetik di Skandinavia selama era Viking mungkin penyebabnya tidak hanya oleh ekspansi Viking ke luar, tetapi juga oleh masuknya populasi baru dari Eropa. Hal ini mengubah pandangan konvensional yang menganggap keberagaman genetika Viking hanya terjadi karena mereka membawa kembali orang-orang dari tempat yang mereka jajah.

Peran DNA dalam Meneliti Ekspansi Viking

Penelitian ini juga menyoroti ekspansi Viking dari Skandinavia, termasuk temuan bahwa banyak individu dalam dua kuburan massal era Viking di Inggris memiliki komposisi genetika khas Skandinavia selatan, menunjukkan bahwa mereka mungkin adalah Viking yang mengalami kekalahan dalam pertempuran.

Meskipun temuan ini memperkaya pemahaman tentang sejarah migrasi, para peneliti menekankan bahwa metode ini juga membuka peluang untuk menyelidiki kehidupan individu-individu yang tidak terdokumentasikan dalam catatan sejarah. Dengan demikian, penelitian DNA kuno tidak hanya melengkapi sumber sejarah tertulis yang sering bias, tetapi juga memungkinkan eksplorasi baru tentang asal-usul dan perjalanan manusia di masa lalu.

“Sekarang kita memiliki kesempatan untuk menyelidiki sejarah melalui DNA kuno, yang dapat memberikan perspektif baru tentang pergerakan manusia di masa lalu,” pungkas Speidel.


Eksplorasi konten lain dari Tinta Emas

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Avatar photo

Amrullah

Amrullah (Founder Tinta Emas)

Dari Penulis

Hamas Umumkan Kesyahidan Mohammed al-Deif, Abu Ubaidah: Perjuangan Palestina Takkan Padam

Syekh Muhammad Al-Kalali: Pendiri “Al-Imam,” Majalah Islam Pertama di Asia Tenggara

Tinggalkan Balasan