Presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah balas serangan drone Ukraina di Kazan dengan kehancuran besar.

vladimir putin
Vladimir Putin. (Foto: Kremlin.ru)

Vladimir Putin Bersumpah Balas Serangan Drone Ukraina di Kazan

Presiden Rusia, Vladimir Putin, kembali menjadi sorotan dunia setelah bersumpah akan membawa “kehancuran besar” bagi Ukraina. Pernyataan tegas ini disampaikan pada Minggu (17/12), sehari setelah serangan drone menghantam Kazan, sebuah kota Rusia di negara bagian Republik Tatarstan.

Melansir The Moscow Times, Putin menegaskan bahwa aksi balasan akan dilakukan tanpa kompromi. Dalam pertemuan pemerintah yang disiarkan langsung di televisi, ia mengatakan, “Siapa pun yang berusaha menghancurkan negara kita, akan menghadapi kehancuran berkali lipat. Mereka akan menyesali tindakan tersebut.” Pernyataan ini memperlihatkan respons keras Vladimir Putin terhadap situasi yang kian memanas.

Artikel terkait: Serangan Kazan 2024: Perang Rusia-Ukraina Meluas 1.000 Kilometer dari Garis Depan – Tinta Emas

Kronologi Serangan di Kazan

Sabtu malam, kota Kazan, sekitar 1.000 kilometer dari perbatasan Ukraina, menjadi target serangan drone besar-besaran. Serangan tersebut menghantam sebuah gedung apartemen mewah bertingkat tinggi. Video yang beredar di media sosial Rusia menunjukkan momen ketika drone tersebut memicu ledakan besar. Meski demikian, pihak berwenang melaporkan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

Rusia menuding Ukraina sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan ini. Namun, hingga berita ini ditulis, Ukraina belum memberikan komentar resmi terkait tuduhan tersebut.

Reaksi Vladimir Putin

Dalam pidatonya, Vladimir Putin juga berbicara langsung kepada pemimpin wilayah Tatarstan, tempat Kazan berada. Ia menyampaikan peringatan keras bahwa setiap serangan terhadap Rusia akan dibalas dengan aksi yang jauh lebih dahsyat. Putin bahkan menyebut bahwa Ukraina telah memicu kehancuran yang lebih besar di wilayahnya sendiri.

Ancaman Baru Putin

Bukan kali pertama Vladimir Putin mengeluarkan ancaman serius terhadap Ukraina. Sebelumnya, ia menyatakan kesiapan Rusia untuk menargetkan Kyiv menggunakan rudal balistik hipersonik sebagai balasan atas serangan di wilayah Rusia. Ancaman ini menunjukkan eskalasi konflik yang semakin sulit dikendalikan.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia terus melancarkan serangan balasan terhadap infrastruktur energi Ukraina. Dalam beberapa pekan terakhir, Rusia mengklaim telah menggunakan rudal canggih untuk menghantam pangkalan udara dan pabrik senjata di Ukraina. Langkah ini dianggap sebagai respons atas penggunaan senjata Barat oleh Kyiv.

Kemajuan di Medan Perang

Pada saat yang sama, Rusia mengklaim telah mencatat kemajuan signifikan di medan perang di Ukraina timur. Klaim ini memperlihatkan bagaimana konflik yang telah berlangsung hampir tiga tahun ini masih jauh dari kata usai.

Tuduhan Kejahatan Perang

Di sisi lain, Kyiv menuding pasukan Rusia melakukan pelanggaran hukum perang. Minggu lalu, sebuah video yang diposting oleh brigade mekanis ke-110 Ukraina menunjukkan dugaan penembakan tentara yang telah menyerah. Rekaman drone tersebut, yang diunggah melalui Telegram oleh Ombudsman Hak Asasi Manusia Ukraina, Dmytro Lubinets, memperlihatkan momen ketika tentara Rusia menembak mati tentara Ukraina dari jarak dekat.

Meski tuduhan ini serius, rekaman tersebut belum dapat diverifikasi secara independen. Namun, insiden ini hanya menambah panjang daftar tuduhan pelanggaran kemanusiaan selama konflik berlangsung.

Situasi yang Makin Rumit

Serangan drone di Kazan menambah kompleksitas konflik yang melibatkan Rusia dan Ukraina. Eskalasi ini membuat hubungan kedua negara semakin tegang, sementara dunia internasional terus memantau perkembangan situasi dengan penuh kekhawatiran.

Vladimir Putin, yang dikenal dengan sikapnya yang tidak kenal kompromi, kini menghadapi tekanan besar baik di dalam negeri maupun dari komunitas global. Dengan retorika tegasnya, Putin tampaknya siap melangkah lebih jauh dalam upaya membalas serangan Ukraina.


Konflik Rusia-Ukraina yang telah berlangsung hampir tiga tahun ini semakin menunjukkan tanda-tanda eskalasi. Serangan drone di Kazan menjadi babak baru yang memanaskan hubungan kedua negara. Dengan ancaman terbaru dari Vladimir Putin, dunia kembali dihadapkan pada ketidakpastian yang mengancam stabilitas global.

Apakah langkah Putin akan semakin memperburuk situasi, atau justru memaksa pihak-pihak terkait mencari solusi damai? Hanya waktu yang bisa menjawab.


Lihat Artikel Menarik Lainnya dari Tinta Emas:


Eksplorasi konten lain dari Tinta Emas

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Amrullah

Amrullah (Founder Tinta Emas)

Mungkin Kamu Juga Menyukai

Lainnya dari Penulis