Pembakaran kapal Ottoman di Chios terjadi pada malam tanggal 18 Juni 1822. Kejadian ini terjadi selama perang kemerdekaan Yunani dan merupakan tindakan pembalasan atas insiden di Chios yang terjadi dua bulan sebelumnya. Dua ribu pelaut Ottoman tewas, termasuk Kapudan Pasha Nasuhzade Kara Ali Pasha, Laksamana Agung dari Angkatan Laut Kekaisaran Ottoman.

Latar Belakang
Pada Maret 1821, Revolusioner Yunani memulai perang kemerdekaan melawan Kekaisaran Ottoman. Setahun Kemudian, pasukan Ottoman mendarat di Pulau Chios, membantai lebih dari 30.000 penduduk pro kemerdekaan. Pasukan Ottoman juga menawan sekitar 50.000 orang dan menjual mereka sebagai budak di Izmir dan Istanbul.
Setelah insiden di Chios, pemerintah revolusioner Yunani berhasil mengumpulkan jumlah uang yang signifikan (342.000 Kuruş) untuk melengkapi keperluan kapal-kapal mereka dan menyerang armada Ottoman. Pada bulan Mei 1821, angkatan laut Yunani melakukan serangan berturut-turut terhadap armada Ottoman. Ketika armada Yunani di bawah Miaoulis akhirnya berlayar menuju Chios, armada Ottoman di bawah Ali Pasha tetap berada di pulau tersebut untuk merayakan bulan Ramadan.
Pertempuran yang tidak menentu antara kedua armada terjadi pada tanggal 12 Mei, 19 Mei, dan malam tanggal 31 Mei. Yunani mencoba tanpa sukses menggunakan kapal-kapal api melawan kapal-kapal perang Ottoman. Sementara itu, kapal kapal Ottoman lebih memilih menghindari pertempuran, meskipun jauh lebih berat dan kuat daripada kapal-kapal Yunani.
Insiden Pembakaran kapal Ottoman di Chios
Pada akhir bulan Mei, para kapten Yunani dari Psara dan Hydra memutuskan untuk membakar kapal Ottoman menggunakan kapal-kapal api. Konstantinos Kanaris dan Andreas Pipinos memimpin operasi tersebut. Kanaris akan meledakkan kapal utama Ottoman dengan kapal api miliknya, dan Pipinos akan menyerang kapal utama laksamana. Dua kapal api akan beserta empat kapal lain juga akan mengumpulkan para pelaut dari kapal api setelah operasi selesai.
Saat itu Kara Ali Pasha mengadakan perayaan besar untuk merayakan Idulfitri dan berakhirnya Ramadan. Perayaan ini berlangsung di kapal utamanya, yakni kapal tiang atau Ship of the line (SOL) berkekuatan 84 meriam Mansur al-liwa. Seluruh armada menerangi perayaan tersebut, memungkinkan dua kapal Yunani mendekat di bawah perlindungan malam. Salah satunya, kapal pimpinan Konstantinos Kanaris, menuju kapal utama, sedangkan yang lainnya, kapal pimpinan Andreas Pipinos, menuju kapal wakil komandan. Berbeda dengan rekannya, Kanaris berhasil mengamankan kapal api miliknya dengan kokoh pada kapal Ottoman, yang dengan cepat dilahap oleh api.
Operasi tersebut berlangsung pada malam tanggal 18 Juni 1822, ketika suasana angin sangat menguntungkan, dalam kondisi malam yang gelap, dan orang-orang Ottoman sedang merayakan Idulfitri. Andreas Pipinos mencoba membakar kapal utama laksamana, tetapi meskipun beberapa kerusakan terjadi, kapal tersebut tidak tenggelam karena awaknya dengan cepat menyadari bahaya dan mengusir kapal api tersebut.
Kanaris berhasil mengamankan kapal api miliknya dengan kokoh ke kapal utama Ottoman, yakni kapal berlapis baja berkekuatan 84 meriam Mansur al-liwa. Api menyebar ke kapal Ottoman dan akhirnya mencapai ruang penyimpanan bubuk mesiu, yang menyebabkan ledakan dahsyat dan menghancurkan kapal tersebut.
Baca Juga: Pengepungan Kazan 1552: Ambisi Berdarah Ivan Yang Mengerikan – Tinta Emas
Penutup
Sekitar dua ribu pelaut tewas, hilang atau tenggelam, termasuk laksamana angkatan laut Ottoman, Nasuhzade Ali Pasha, yang tewas karena tertimpa tiang kapal yang jatuh. Menurut laporan Eropa kontemporer, para perwira Ali membawanya naik perahu, tetapi pada saat itu ia terkena tiang kapal yang jatuh dan meninggal tidak lama setelah sampai ke daratan.
Namun, saksi mata Vehid Pasha menyatakan dalam memoarnya bahwa Ali tewas ketika ruang penyimpanan bubuk mesiu kapal meledak. Mayat Ali Pasha yang hitam legam terdampar ke pantai, di mana mayatnya ditemukan.
Setelah insiden pembakaran kapal Ottoman, wakil komandan Ali Pasha membawa kembali armada ke Dardanelles. Sebagai balas dendam, pasukan Ottoman merebut kembali wilayah Chios, termasuk desa-desa mastik. Jenazah Ali Pasha dimandikan dan dimakamkan di Kastil Chios, di mana makamnya masih bertahan hingga saat ini.
Menurut Thomas Gordon, pembakaran kapal Ottoman di Chios merupakan salah satu pencapaian paling mengagumkan dalam sejarah. Gordon menyebut Konstantinos Kanaris sebagai pahlawan yang dapat dibanggakan oleh Yunani.
Eksplorasi konten lain dari Tinta Emas
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.