Pada 11 Oktober 2024, organisasi peyintas bom nuklir Jepang bernama Nihon Hidankyo meraih Nobel Perdamaian. Alih-alih bangga, Toshiyuki Mimaki selaku ketua dan penyintas Hiroshima menangis, Mimaki mengira seharusnya warga Gaza lebih layak menerima penghargaan itu.
Setelah pengumuman penghargaan Nobel Perdamaian. Toshiyuki Mimaki mengadakan konferensi pers. Mengutip dari anews (12/10) Mimaki mengungkapkan keterkejutannya: “Saya tidak pernah membayangkan hal ini bisa terjadi.”

Lihat Juga: Homo Florensiesis: Jejak Manusia Purba Kerdil dari Flores – Tinta Emas
Toshiyuki Mimaki Merasa Bangga dan Sedih
Ketua Komite Nobel Jorgen Watne Frydnes menyatakan, organisasi Nihon Hidankyo memiliki peran sentral terhadap pergerakan global, mencegah penggunaan senjata nuklir selama 80 tahun.
“Para saksi sejarah ini telah membantu membangkitkan dan mengkonsolidasikan perlawanan yang meluas terhadap senjata nuklir di seluruh dunia”. Kata Komite Nobel melansir dari NPR (11/10).
Komite tersebut mengatakan Gerakan akar rumput ini, yang juga terkenal sebagai Hibakusha, telah banyak berkontribusi mewujudkan dunia tanpa senjata nuklir, dan sebagai saksi mata atas fakta bahwa senjata nuklir senjata memiliki efek kerusakan yang dahsyat.
Nihon Hidankyo telah memberikan ribuan keterangan saksi, mengeluarkan resolusi dan seruan publik, dan mengirim delegasi tahunan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Organisasi penyintas bom Atom Jepang itu, telah mengadakan berbagai konferensi perdamaian, mendesak dunia dalam pelucutan senjata nuklir.
Namun, di depan awak media, Toshiyuki Mimaki menampakkan muka sedih. Sebagai seorang penyintas bom atom Hiroshima, Mimaki menyamakan keadaan Gaza dengan situasi di Jepang 80 tahun lalu. Ia menggambarkan pemandangan orang tua menggendong anak-anaknya yang berlumuran darah.
“Penghargaan itu seharusnya diberikan kepada mereka yang berjuang di Gaza.” Kata Mimaki mengutip dari anews (12/10)
Sejarah Nobel Perdamaian
Pencetus anugerah Nobel Perdamaian dan kategori lainnya adalah pengusaha Swedia Alfred Nobel, melalui wasiat terakhirnya tahun 1896.
Surat wasiat tersebut menetapkan bidang-bidang yang akan menerima hadiah fisika, kimia, kedokteran atau fisiologi, sastra, dan perdamaian.
Menurut surat wasiat tersebut, orang yang berhak meraih Nobel Perdamaian orang yang telah melakukan pekerjaan terbaik atau terbanyak untuk persaudaraan antarbangsa, penghapusan atau pengurangan tentara tetap, serta pembentukan dan penyebaran kongres perdamaian.”
Kontroversi Peraih Nobel Perdamaian
Menurut Richard Guberman, seorang profesor dari Indiana University ini mengatakan penobatan pemenang Nobel Perdamaian merupakan penghargaan yang seringkali kontroversial.
Dalam tulisannya berjudul “The Curious History of the Nobel Peace Prize”, Richard menilai hadiah Nobel telah menimbulkan kontroversi yang cukup besar.
Pada beberapa kesempatan mengabaikan kandidat yang layak, dan di lain hal menetapkan individu yang kurang kredibel.
Menurutnya terdapat pemaknaan yang rancu atas diksi perdamaian, sehingga menimbulkan perdebatan.
Nobel Perdamaian adalah kenyataan bahwa, setahun sekali, hadiah ini mendorong diskusi yang meriah tentang perdamaian di seluruh dunia.

Eksplorasi konten lain dari Tinta Emas
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.


