Iskandar Muda

  • iskandar muda
Nama Lengkap

Perkasa Alam Darmawangsa Tun Pangkat Johan Berdaulat Zilullahi Fil Alam
Paduka Seri Sultan Iskandar Muda Marhom Mahkota Alam (Gelar)

Sôleutan Éseukanda Muda (Aceh-Latin)
سلطان إسكندر مودا (Arab & Harah Jawoë)
Sulṭān Iskandar Mūda (ALA-LC romanization)

SULTAN KESULTANAN ACEH KE-12
Memerintah 4 April 1607 – 27 Desember 1636
Penobatan Bandar Aceh Darussalam, 4 April 1607
Pendahulu Ali Ri’ayat Syah III
Penerus Iskandar II (Thani)
Informasi Pribadi
Kelahiran 1583, Bandar Aceh Darussalam, Kesultanan Aceh
Kematian 27 Desember 1636, Bandar Aceh Darussalam, Kesultanan Aceh
Pemakaman Komplek Makam Sultan Iskandar Muda, Gampông Peuniti, Baiturrahman, Peuniti, Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh
Pasangan Putri Kamaliah dari Pahang (Putroë Phang)
Anak/Keturunan
    • Meurah Pupôk (Putra Mahkota)
    • Putri Sri Alam (Sultanah Safiatuddin dari Aceh)
    • Abdul Jalil I dari Asahan
Dinasti/Wangsa Meukuta Alam, Darul Kamal (Gabungan kedua dinasti)
Periode Kesultanan Aceh DarussalamKesultanan Aceh Darussalam
Ayah

Sultan Alauddin Mansur Syah (Meukuta Alam)

Ibu Puteri Raja Inderabangsa (Darul Kamal)
Kakek
  • Abdul Jalil Syah bin Alauddin Ri’ayat Syah al-Kahar (Pihak Ayah)
  • Sultan Alauddin Riayat Syah Sayyid Al-Mukammil bin Firman Syah (Pihak Ibu)
Nenek
Agama Islam
Tanda Tangan/ Cap/ Stampel
Jabatan Sultan, Penguasa Aceh
Politik Monarki
Dikenal Atas Sultan Agung Aceh, Sultan terhebat dalam sejarah Aceh yang membawa Kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya.
Kampanye Militer
  • Perang Aceh-Portugis
  • Perang Tiga Segi
  • Kampanye Sumatera
  • Kampanye Semenanjung Malaya 
  • Pengepungan Malaka
  • Penaklukan Aru
  • Penaklukan Johor
  • Penaklukan Pantai Barat Minangkabau-Bengkulu
  • Penaklukan Pahang
  • Penaklukan Kedah
  • Penaklukan Patani-Trengganu-Songkhla
  • Penaklukan Indragiri
  • Penaklukan Jambi-Palembang
  • Penaklukan Nias
  • Penaklukan Indrapura
Penghargaan Pahlawan Nasional Republik Indonesia 

Latar Belakang

ISKANDAR MUDA adalah penguasa ke-12 Kesultanan Aceh Darussalam yang dikenal sebagai salah satu sultan terbesar dalam sejarah kesultanan tersebut. Memerintah dari tahun 1607 hingga 1636, di bawah kepemimpinannya, Aceh mencapai puncak kejayaannya sebagai salah satu kerajaan terkuat dan terkaya di Kepulauan Nusantara bagian barat serta Selat Malaka.

Nama “Iskandar Muda,” yang secara harfiah berarti “Alexander Muda,” mencerminkan kebesaran sosoknya yang sering dibandingkan dengan Alexander Agung dalam hal penaklukan dan pengaruhnya. Selama pemerintahannya, Kesultanan Aceh tidak hanya memperluas wilayah kekuasaan, tetapi juga dikenal sebagai pusat pembelajaran Islam dan perdagangan internasional.

Sultan Iskandar Muda merupakan keturunan langsung terakhir dari Sultan Ali Mughayat Syah, pendiri Kesultanan Aceh Darussalam, sekaligus anggota terakhir dari Dinasti Meukuta Alam yang menduduki takhta Aceh. Dengan wafatnya Sultan Iskandar Muda pada tahun 1636, berakhir pula era dinasti pendiri Kesultanan Aceh, yang kemudian digantikan oleh dinasti lain.

Masa pemerintahan Iskandar Muda ditandai oleh ekspansi wilayah yang signifikan, termasuk penguasaan atas banyak kerajaan kecil di wilayah Sumatra dan Semenanjung Malaya. Meskipun ekspedisinya ke Melaka untuk melawan Portugis tidak sepenuhnya berhasil, Kesultanan Aceh tetap mempertahankan statusnya sebagai kerajaan merdeka dan disegani.

Selain keberhasilan militernya, Sultan Iskandar Muda juga dikenang sebagai pemimpin yang piawai dalam membangun infrastruktur pemerintahan dan memperkuat sendi-sendi agama dan budaya Islam di Aceh. Kesultanan Aceh di bawah kepemimpinannya menjadi pusat keilmuan Islam yang menarik para ulama dan cendekiawan dari berbagai belahan dunia.

Hingga kini, nama Sultan Iskandar Muda diabadikan dalam berbagai institusi penting, seperti Universitas Iskandar Muda, Kodam Iskandar Muda, dan Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh. Peninggalan sejarahnya tetap menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya dalam memahami kejayaan Aceh pada masa lalu.












Selamat datang di Post Ensiklopedia!

Post Ensiklopedia bukan merupakan produk jurnalistik dari Tinta Emas, melainkan sebuah laman yang berfungsi sebagai pusat informasi dari berbagai sumber. Harap dicatat bahwa informasi yang disajikan di laman ini tidak selalu terjamin akurasinya; beberapa data mungkin benar, sementara yang lain berpotensi mengandung kesalahan. Kami membutuhkan kontributor, relawan, atau para ahli untuk menambahkan dan memberikan informasi yang akurat disertai bukti dan sumber yang relevan.

Masukan

Kami sangat menghargai masukan Anda. Apabila Anda menemukan informasi yang kurang lengkap, ambigu, menyesatkan, tidak akurat, keliru, atau meragukan, mohon informasikan kepada kami. Jelaskan secara jelas cerita atau peristiwa yang dimaksud, alasan Anda meyakini informasi tersebut tidak benar, dan jika memungkinkan, sertakan sumber yang relevan. Jika Anda menemukan konten di situs kami yang diduga melanggar hak cipta, mohon laporkan kepada kami. Kami berkomitmen untuk menghormati hak kekayaan intelektual dan akan segera menindaklanjuti setiap masalah yang muncul. Terima kasih atas bantuan dan perhatian Anda. Hubungi kami melalui Email: redaksi@tintaemas.net

Penggunaan Simbol

“” (Tanda kutip ganda):** Digunakan untuk mengutip kata atau frasa dari sumber lain atau untuk menyoroti istilah tertentu.

“?” (Tanda tanya): Menandakan adanya pertanyaan, ketidakjelasan sumber, atau kebutuhan akan data yang valid dan relevan.

“*” (Bintang): Mengacu pada suatu nilai perkiraan.

“+/-” (Tambah atau kurang): Menunjukkan toleransi atau kisaran kurang lebih dari suatu angka.

“!” (Tanda seru): Menunjukkan pernyataan penting atau penekanan khusus. Cocok untuk hal-hal yang perlu diperhatikan.

“~” (Tilde): Mengacu pada angka atau kondisi yang mendekati, seperti “sekitar” atau “hampir.”

“()” (Kurung): Digunakan untuk menyisipkan informasi tambahan, penjelasan, atau alternatif.

“[]” (Kurung siku): Biasanya digunakan untuk menambahkan klarifikasi atau komentar editorial dalam sebuah kutipan.

“#” (Pagar): Merujuk pada penomoran, topik tertentu, atau kategori (biasa digunakan dalam konteks media sosial atau penanda).

“…” (Elipsis): Menunjukkan kelanjutan, penghilangan, atau ketidaklengkapan suatu pernyataan.


Eksplorasi konten lain dari Tinta Emas

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Avatar photo

Tinta Emas

Selamat datang di Tinta Emas! Kami menjadi sumber berita arus utama yang memotret berbagai peristiwa di seluruh belahan dunia dengan kecermatan, keadilan dan integritas.

Dari Penulis

Malikussaleh

La Galigo: Karya Sastra Bugis Terpanjang di Dunia

Tinggalkan Balasan