Pada akhir era Dinasti Joseon terdapat dokumen peninggalan sangat monumental yang diberi nama “Ilseongnok”. Dinasti Joseon terkenal dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologinya yang sangat pesat. Dinasti yang terletak di semenanjung Korea ini, memiliki beragam kisah unik dari para rajanya yang berkuasa. Sehingga banyak sekali peninggalan-peninggalan penting, salah satunya Ilsengnok.
Secara harfiah Ilseongnok berarti “Catatatan Refleksi Harian”. Dokumen tersebut berisi penjelasan berbagai dinamika pemerintahan Dinasti Joseon, khususnya pada masa akhir dinasti ini berada. Selain itu, Ilsengnok juga berisi catatan spesifik tentang penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi ke seluruh wilayah pada abad ke-18 hingga ke-19.

Awal Mula Kepenulisan Ilseongnok
Ada yang menarik dari awal mula dokumen ini tercipta. Pada tahun 1776 hingga 1800 M, pemerintah Dinasti Joseon berada di tangan Raja Jeongjo. Sebelum ia naik takhta, saat muda ia sering menulis catatan refleksi harian hidupnya, termasuk saat masa pendidikannya di Aula Jonheongak atau tempat para raja dididik.
Raja Jeongjo terinspirasi oleh pernyataan Zengzi dalam Noneo (The Analects of Confucius; Ch. Lunyu), yang mengatakan, “Setiap hari saya memeriksa diri saya sendiri dalam tiga hal.” Raja kemudian memutuskan untuk menyimpan jurnal ini sejak awal masa kepemimpinannya untuk merefleksikan dirinya sendiri.
Singkat cerita, setelah ia naik takhta, raja Jeongjo terus membuat jurnal hariannya, namun karena semakin banyaknya urusan pemerintahan yang harus ia tangani. Ia pun merasa sulit untuk melanjutkannya dan memerintahkan pejabat perpustakan untuk menyimpan catatannya di perpustakaan kerajaan.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1783, penulisan jurnal terus berlanjut meski dengan cara yang berbeda. Raja Jeongjo memerintahkan pejabat perpustakaan untuk menulis setiap lima hari, lalu mereka menyerahkan jurnal tersebut kepada Raja Jeongjo untuk mendapatkan persetujuan darinya.
Perubahan dalam format tulisan terjadi pada tahun 1785. Raja Jeongjo memberi instruksi kepada pejabat perpustakaan untuk menyusun jurnalnya dengan rapih. Sehingga bisa tersusun dengan baik berdasarkan sejak kelahirannya.
Ilseongnok kemudian berubah dari semula yang berupa buku harian pribadi raja menjadi jurnal harian resmi urusan kenegaraan. Ilseongnok mencatat semua aspek administrasi negara selama 151 tahun pada akhir Joseon, dari tahun 1760 hingga 1910.
Baca Juga: Perang Tiga Segi (1511-1641): Gejolak konflik Aceh-Portugis-Johor – Tinta Emas
Dokumen Ilseongnok sangat membantu dalam mempelajari sejara akhir dinasti Joseon. Dokumen ini pula telah menjadi warisan ingatan dunia oleh UNESCO.
Meksipun catatan untuk jangka waktu 12 bulan hilang, Ilseongnok memiliki 2.329 halaman yang tersimpan di Institut Studi Korea Kyujanggak (KIKS) di Universitas Nasional Seoul.
Eksplorasi konten lain dari Tinta Emas
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.