Abu Ubaidah umumkan kesyahidan Mohammed al-Deif dan komandan Hamas lainnya, ia juga menegaskan bahwa perlawanan tetap teguh dan tekad Mujahidin kian membara.

Abu Ubaidah, juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, pada hari Kamis (30/1) mengumumkan gugurnya Kepala Staf Brigade, Mohammed al-Deif. Pernyataan ini disampaikan dalam pidato yang disiarkan secara luas di televisi, di mana ia menyampaikan belasungkawa mendalam atas kesyahidan sang pemimpin militer.

Dalam pidato tersebut, Abu Ubaidah dengan penuh penghormatan menyatakan: “Kami berduka atas kesyahidan pemimpin kami, Mohammed al-Deif, di hadapan rakyat kami yang luar biasa.”

Selain mengonfirmasi wafatnya al-Deif, ia juga menyampaikan bahwa sejumlah komandan tinggi yang memegang peranan penting dalam kepemimpinan militer Hamas turut gugur dalam serangan tersebut.

Beberapa pemimpin yang menjadi syuhada dalam insiden ini antara lain:

  • Marwan Issa, Wakil Kepala Staf Brigade Al-Qassam
  • Ghazi Abu Tama’a, Komandan Bagian Senjata dan Layanan Tempur
  • Raed Thabet, Komandan Bagian Sumber Daya Manusia
  • Rafe’ Salama, Komandan Brigade Khan Yunis
  • Ahmed Al-Ghandour, Komandan Brigade Utara

Selain itu, Ayman Noufal, yang menjabat sebagai Komandan Brigade Kegubernuran Tengah (Deir al-Balah), juga dilaporkan telah gugur sebagai martir sejak awal konflik.

Kesyahidan Mohammed al-Deif: Perjuangan Brigade Al-Qassam Takkan Padam

Meskipun kehilangan sejumlah pemimpin strategis, Abu Ubaidah menegaskan bahwa pengorbanan mereka tidak akan melemahkan semangat perjuangan. Ia menegaskan kepada rakyat Palestina dan para pejuang perlawanan bahwa Brigade Al-Qassam tetap teguh dalam menghadapi tantangan. Dengan suara penuh ketegasan, ia menutup pidatonya dengan keyakinan bahwa darah para syuhada akan menjadi bahan bakar bagi perjuangan yang terus berlanjut.

Dalam pernyataannya, Abu Ubaidah menegaskan bahwa meskipun kehilangan para pemimpin besar merupakan pukulan berat, hal tersebut sama sekali tidak akan melemahkan semangat dan tekad batalyon perlawanan.

“Kesyahidan para pemimpin kami, betapapun besarnya kehilangan ini, tidak akan dan tidak pernah mampu menggoyahkan keteguhan hati pasukan kami,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa gugurnya para pemimpin justru menjadi pemicu bagi para pejuang untuk semakin memperkuat perjuangan mereka. Alih-alih melemah, intensitas pertempuran dengan pasukan Israel semakin meningkat, dan perlawanan justru semakin gigih.

“Dengan gugurnya mereka, tekad para Mujahidin kami semakin membaja,” lanjut Abu Ubaidah. “Pertempuran kini semakin sengit, karena para pejuang kami berjuang lebih keras dan menimbulkan lebih banyak kerusakan pada musuh.”

Ia menutup pernyataannya dengan penuh optimisme, menegaskan bahwa “satu pemimpin yang gugur akan digantikan oleh banyak pemimpin baru, dan satu syuhada akan melahirkan seribu syuhada lainnya.”

Abu Ubaidah juga menekankan bahwa meskipun terjadi pergantian kepemimpinan, Brigade Al-Qassam tidak pernah mengalami kekosongan komando, bahkan untuk sesaat, sepanjang jalannya Pertempuran Taufan Al-Aqsa. Struktur organisasi yang kuat serta komitmen yang kokoh terhadap perjuangan memastikan bahwa roda perlawanan terus berputar tanpa hambatan.

Ia menambahkan bahwa pengumuman mengenai kesyahidan Mohammed al-Deif dan para komandan lainnya dilakukan setelah melalui proses verifikasi yang ketat dan sesuai dengan prosedur keamanan yang berlaku. Brigade Al-Qassam, menurutnya, tidak tergesa-gesa dalam mengumumkan hal ini ke publik sebelum semua langkah yang diperlukan telah ditempuh dengan cermat.

Sebagai tokoh penting dalam perlawanan Palestina, Kepala Staf Brigade, Mohammed al-Deif sendiri telah lama menjadi sosok yang paling dicari oleh Israel.


Eksplorasi konten lain dari Tinta Emas

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Amrullah

Amrullah (Founder Tinta Emas)

Mungkin Kamu Juga Menyukai

Lainnya dari Penulis

+ There are no comments

Add yours

Tinggalkan Balasan