Masyarakat Aceh dan Indonesia berduka atas kepergian salah satu putra terbaiknya, Iwan Gayo bin Abu Bakar Bintang. Penulis dan wartawan legendaris ini berpulang ke rahmatullah pada Sabtu (28/12/2024) di Jakarta, dalam usia 73 tahun. Kabar duka tersebut dikonfirmasi oleh saudaranya, Muchlis Gayo, yang menyampaikan berita ini kepada media.

iwan gayo
Iwan Gayo Penulis Buku Pintar.

Muchlis menyatakan, beliau meninggal dunia di Ciputat Timur, Tangerang Selatan. “Benar, abang saya berpulang hari ini di Ciputat Timur,” ujarnya. Rencananya, jenazah almarhum akan dikebumikan di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan. Pihak keluarga juga memohon maaf atas segala kesalahan dan khilaf almarhum semasa hidupnya.

Baca Juga: Dokarim: Melawan Melalui Sastra Dalam Hikayat Prang Kompeuni – Tinta Emas

Kiprah dan Perjalanan Karier

Iwan Gayo lahir di Takengon, Aceh Tengah, pada 7 November 1951. Ia dikenal luas sebagai wartawan, editor, dan penulis yang memiliki kontribusi besar di dunia literasi Indonesia. Salah satu karya monumental Iwan adalah “Buku Pintar,” yang menjadi inspirasi bagi penerbitan berbagai buku serupa di Indonesia.

Karier jurnalistiknya dimulai pada tahun 1971 sebagai korektor. Dua tahun kemudian, Iwan Gayo melangkah menjadi wartawan di lingkungan DPR RI. Perjalanan kariernya mencapai puncak saat ia menerima Hadiah Adinegoro pada 1981, penghargaan bergengsi di dunia jurnalistik Indonesia.

Karya-Karya Fenomenal

Pada 1982, beliau menerbitkan “Buku Pintar: Seri Junior,” sebuah karya setebal 400 halaman. Kesuksesan buku tersebut memotivasi penerbitan lanjutan, seperti “Buku Pintar: Seri Senior” (800 halaman) pada 1986 dan “Buku Pintar: Seri Nusantara” (1.000 halaman) pada 1987. Tidak hanya berhenti di situ, pada 2013, ia menerbitkan “Buku Pintar Islam” atau dikenal juga sebagai “Ensiklopedi Islam International” yang terdiri dari 1.264 halaman.

Kontribusi Iwan Gayo dalam Dunia Literasi

Tidak hanya produktif dalam menulis buku, beliau juga dikenal sebagai pelopor istilah “Buku Pintar” yang menjadi sinonim ensiklopedia di Indonesia. Karyanya mencakup berbagai bidang, mulai dari pengetahuan umum, agama, hingga kebudayaan. Salah satu karya fenomenalnya, “Atlas Indonesia Baru,” diterbitkan pada 2002 dan mencakup informasi tentang sumber daya alam, sumber daya manusia, serta administrasi di 32 provinsi Indonesia.

Penghormatan Terakhir Untuk Iwan Gayo

Sebagai bentuk penghormatan terakhir, pihak keluarga beliau berharap masyarakat dapat mengenang almarhum sebagai sosok inspiratif yang berkontribusi besar di dunia literasi. “Mohon dimaafkan segala khilaf dan kesalahan beliau,” ujar Muchlis mewakili keluarga.

Iwan Gayo meninggalkan warisan intelektual yang tak ternilai. Karyanya tidak hanya memberikan wawasan bagi pembacanya, tetapi juga menginspirasi generasi baru untuk terus berkarya. Dengan dedikasinya di dunia jurnalistik dan literasi, nama Iwan Gayo akan selalu dikenang sebagai salah satu tokoh besar Indonesia.

Selamat jalan, Iwan Gayo. Karya dan perjuanganmu akan terus menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.


Eksplorasi konten lain dari Tinta Emas

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Amrullah

Amrullah (Founder Tinta Emas)

Mungkin Kamu Juga Menyukai

Lainnya dari Penulis