Bangunan Bersejarah, Cagar Budaya, dan Museum yang Ikut Terdampak Akibat Demo dan Kerusuhan di Indonesia 2025

Bangunan Bersejarah di sejumlah kota terdampak gelombang aksi Agustus–September 2025: ada kebakaran, perusakan, penjarahan koleksi, hingga kerusakan fasad dan interior. Prioritas kini adalah pendataan cepat, pengamanan lokasi, pelibatan ahli konservasi, serta pembukaan kanal pengembalian artefak yang terlanjur berpindah tangan. Jika Anda melihat atau memegang informasi tentang benda bersejarah yang hilang, segera laporkan ke otoritas terkait.Mari jaga warisan bersama, mendukung pemetaan kerusakan, pengamanan artefak, dan pemulihan berbasis kajian konservasi agar warisan bersama ini tetap terjaga.

Massa demo di Gedung DPRD Jawa Barat di Kota Bandung. Gambar: Wikimedia.

Baca Juga: Jejak Mughal dalam Hikayat Aceh: Membaca Ulang Struktur, Penanggalan, dan Sumber Menurut Braginsky – Tinta Emas

Surabaya

Kompleks Gedung Negara Grahadi (cagar budaya, akhir abad ke-18)

30 Agustus malam, sisi barat Grahadi terbakar akibat lemparan molotov; ruang kerja Wakil Gubernur ikut hangus. Gubernur Jatim mengonfirmasi bagian barat menjadi titik terparah. Sejumlah laporan menggarisbawahi nilai sejarah Grahadi yang dibangun akhir abad ke-18, sehingga kerusakan ini dikategorikan berat pada aset cagar budaya.

Polsek Tegalsari (cagar budaya, era Hindia Belanda)

29–30 Agustus, markas Polsek Tegalsari dilalap api; kerusakan diperkirakan ±90 persen, menyisakan masjid di bagian belakang. Statusnya tercatat sebagai bangunan cagar budaya kota.

Bunker Tegalsari (cagar budaya, satu kompleks dengan Polsek)

Bunker bersejarah di belakang Polsek tidak ikut terbakar tetapi terdampak: kaca jendela pecah dan kini ditutup tripleks. Penetapan cagar budaya berdasar SK Wali Kota Surabaya 23 September 2015.

Bandung

Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat (Jalan Diponegoro)

29 Agustus malam hingga 1 September, massa melempar molotov; api terlihat menyala di halaman depan. Sekretariat DPRD melaporkan videotron terbakar total, pos keamanan rusak, serta kaca jendela pecah; sebagai imbasnya diberlakukan pola kerja WFH dan antar-jemput pegawai.

Wisma/Mess MPR RI (Jl. Diponegoro No. 20 — bekas Rumah Dinas Wagub Jabar, cagar budaya kawasan Gedung Sate)

Bangunan bersejarah di seberang DPRD Jabar ini dibakar massa pada 29 Agustus malam; keesokan harinya yang tersisa tinggal puing. Pemkot/Pemprov menyatakan pemulihan harus melibatkan ahli cagar budaya karena statusnya bagian dari kawasan CB Gedung Sate.

Gedung eks Post–Telefoon–Telegraaf (PTT), Jl. Cilaki (cagar budaya kelas A)

Sempat jadi sasaran upaya pembakaran; fasad menghitam oleh jelaga dan sejumlah kaca jendela pecah. Gedung ini digunakan unit Telkom dan berada dalam koridor cagar budaya sekitar Gedung Sate.

Kediri

Museum Bagawanta/Bhagawanta Bhari (museum daerah)

30 Agustus malam, museum di belakang Gedung DPRD Kediri dijarah setelah kerusuhan meluas. Data awal menyebut hilangnya fragmen kepala arca Ganesha, plakat HVA, arca Sumber Cangkring, beberapa wastra/batik, dan buku-buku lama; sebagian artefak (mis. arca Bodhisattva, bata berinskripsi) berhasil diamankan. Pemkab membuka hotline pengembalian artefak.

Sumber:



Eksplorasi konten lain dari Tinta Emas

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Avatar photo

Tinta Emas

Selamat datang di Tinta Emas! Kami menjadi sumber berita arus utama yang memotret berbagai peristiwa di seluruh belahan dunia dengan kecermatan, keadilan dan integritas.

Dari Penulis

Jejak Mughal dalam Hikayat Aceh: Membaca Ulang Struktur, Penanggalan, dan Sumber Menurut Braginsky

Tinggalkan Balasan